#BtB1 : Kita Cuma Temen Kok

She Writes This
3 min readOct 10, 2020

--

Mungkin ini di antara kita pernah mendengarkan seseorang mengatakan “Kita cuma temen kok, nggak lebih,” atau mungkin “Kita temenan aja ya,” atau malah kita pernah menjadi orang yang mengatakan hal ini? Dalam #BtB kali ini, berteman akan dimaknai sebagai suatu fase mengenal lawan jenis ya. Next time akan membahas mengenai berteman dengan sesama jenis.

Tulisan ini bukan berniat untuk menghakimi atau membuat kamu merasa bersalah. Berteman tentu hal yang baik. Berteman tentu menjadi pengalaman yang berharga dan memperbanyak relasi di sana dan di sini. Berteman menjadi fase untuk mengenal pribadi tersebut. Berteman menjadi cara untuk mengetahui kebiasaan pribadi tersebut.

Berteman adalah suatu fase penting sebelum berpacaran. Pada fase ini, kita dapat melihat bagaimana seseorang berespons terhadap masalah, melihat permasalahan, dan mencari solusi dari masalah. Bahkan, dalam fase pertemanan kita juga dapat melihat values dan beliefs dari seseorang. Apakah dia orang yang jujur dan apa adanya? Apakah dia orang yang suka menutup-nutupi sesuatu? Apakah dia orang yang enggan meminta tolong padahal dalam keadaan genting? Apakah dia reaktif terhadap permasalahan? Apakah dia dapat berespons dengan dewasa terhadap sesuatu? Dan banyak hal yang lain.

On the other side,

Kita punya musuh di luar diri yang selalu membisikkan hal yang bertolak belakang dengan kebenaran. Iblis. Ketika kita memaknai pertemanan sebagai hal yang baik, iblis tidak akan tinggal diam. Dia tentu mau membuat kita terjebak dalam keadaan pertemanan yang tidak sejati.

“Liat deh, dia perhatian banget. Dia pasti punya perasaan lebih dari sekedar teman tuh.”

“Kamu yakin nggak punya perasaan lebih sama dia?”

“Baik banget sih, dibeliin makan, dianterin pulang, padahal kan cuma temen. Kamu yakin dia anggap kamu hanya sekedar teman?”

“Dia jomblo tuh, kamu nggak mau jadi pacarnya aja daripada jadi temen doang?”

Pernah merasakan bisikan semacam demikian? Ya, iblis nggak se-horor itu langsung membisikkan ke telinga kita, tapi dia bisa pakai sosial media, teman-teman, dan hal lain untuk mengatakan kebohongan tersebut pada kita.

Ketika kita memang mau menjalin relasi pertemanan yang sejati, segala hal di atas yang menyudutkan kita pada keadaan friendzone adalah kebohongan.

“There is nothing wrong with being friends and getting to know another person to see what kind of relationship you are going to have. Sometimes relationships that begin as friendships turn into more and are some of the best long-term relationships. But that is different than having clear designs on someone and deceiving them long-term while you have another agenda.” (Cloud & Townsend, 2000, in Boundaries in Dating)

Relasi pertemanan yang sejati tidak memiliki agenda lain di dalamnya selain saling mengasihi dan bertumbuh. Agenda lain apa tuh? Agenda lain mengharapkan dia akan menjadi milik kita atau mengharapkan dia memiliki perasaan kasih sebagai seorang pasangan. Memang ada beberapa kasus pertemanan yang akhirnya menuju pada pacaran dan pernikahan, tetapi bukan berarti semua pertemanan akan mengarah pada pacaran dan pernikahan, kan?

Tetap usahakanlah menaruh kasih sebagai seorang teman atau sahabat dan nantikanlah tanda dari Tuhan yang menyatakan bahwa dia adalah seseorang yang akan menjadi teman atau partner hidupmu atau bukan. Menantikan tanda dari Tuhan bukan perkara yang mudah pula.

Cloud & Townsend dalam bukunya mengatakan terdapat satu pertanyaan untuk menguji diri selama ada dalam fase berteman dengan lawan jenis:

Apa yang akan terjadi jika pertemanan ini tidak berakhir sesuai dengan apa yang aku mau?

Ada dua jenis jawaban dari pertanyaan tersebut:

  1. Jika kamu dapat dengan jujur mengatakan bahwa kamu akan sangat bahagia melanjutkan relasi pertemanan dan akan mengasihi orang tersebut sebagai teman, maka itu adalah relasi pertemanan yang sejati.
  2. Jika kamu mengatakan bahwa kamu tidak akan peduli lagi dengan dia setelah menemukan kebenaran dia tidak menginginkanmu, maka pertemanan itu memiliki agenda yang lain.

Semoga ini membantu kita untuk sama-sama belajar dan menguji diri dalam pertemanan kita dengan lawan jenis ya. Blessed to be Blessings!

Apa itu #BtB? Check it out here

https://link.medium.com/slw3KMGitab

--

--

She Writes This
She Writes This

No responses yet